Surat Seorang Gadis Kepada Ayahnya

Belum sempat John meletakkan tas kerjanya sepulang ke rumah, matanya 
tertegun melihat sebuah surat tergeletak di atas meja. 
Di sebuah amplop tertulis "Untuk ayah tersayang" 
Setelah belasan tahun menjadi single parent, baru kali ini ada surat 
untuknya dari Lucy, anak gadisnya. Ada apa? 

Kalimat pertama pada surat itu sudah mengguncang hatinya; 
Ayah tersayang, jika ayah membaca surat ini maka aku sudah tidak ada di 
rumah. 
Sekalipun berat John melanjutkan bacaan kata demi kata. 



Ayah, aku telah menemukan pria yang akan mendampingiku selamanya.
Memang buat orang lain dia sudah terlalu tua, tapi bagiku pria berusia 45 
tahun masih tetap muda. 
Dia sangat energik ayah, kalau ayah mengenal lebih dekat dengannya pasti 
ayah juga akan menyukainya. 
Ayah jangan terkecoh dengan tato di seluruh tubuhnya atau janggut dan
brewoknya yang panjang atau puluhan tindik di telinga dan hidungnya, karena 
jauh di dalam hatinya ia adalah orang baik. 
Ia sangat sayang padaku, dan juga ayah dari anak di dalam kandunganku. 
Istrinya tidak keberatan aku mendampinginya, karena istrinya sudah sibuk 
mengurus anaknya yang banyak. 
Oh iya, ayah tidak usah khawatir tentang kehidupanku. 
Ia menguasai penjualan ekstasi di kota, jadi uang sama sekali bukan masalah 
buat kehidupan kami. 
Saya tahu ia sudah mengidap HIV sejak lama, tapi katanya dalam beberapa 
tahun ke depan obat penyakit AIDS akan ditemukan jadi aku tidak perlu 
khawatir bukan? 

Ayah jangan bersedih karena aku bahagia. 
Usiaku sudah 18 tahun ayah jadi aku bisa memutuskan yang terbaik untuk 
hidupku. 

Tanpa sadar, air mata sang ayah menetes jatuh ke lembar surat itu. 
Bagaimana mungkin anaknya yang lucu dan periang bisa menjadi seperti inii? 
Lembar pertama surat pertama baru saja selesai dibacanya. 

Tangan sang ayah bergetar, berat rasanya, tapi ia membuka lembar kedua 
surat itu. 
Kali ini isinya jauh berbeda. 

Ayah sayang, 
Maaf, sebenarnya surat di halaman pertama tadi tidak benar-benar terjadi. 
Saya hanya ingin menggambarkan betapa kemungkinan terburuk bisa terjadi 
pada anak-anak gadis, dan syukurlah aku tidak demikian. 
Ayah bahagia bukan, kalau aku tetap bersama ayah? 
Ayah bahagia bukan, akau tidak menghancurkan diriku seperti itu? 
Tentu saja, mempunyai anak yang rapornya jelek, jauh lebih menguntungkan 
daripada mempunyai anak seperti itu. 
Oh iya Ayah, raporku ada di dalam tas, nilainya jelek, maaf ya. 
Silahkan ayah lihat, jangan lupa ditandatangani. 
Besok guru ingin bicara dengan ayah tentang nilai raporku, jangan marah ya. 
Kalau ayah tidak marah melihat nilai raporku, aku sedang bermain di rumah 
sebelah, aku tunggu yah? 
Love you Daddy. 

"Lucy....... ...!" John berteriak dan lari ke rumah tetangganya, ia akan 
mengitik habis anaknya yang 'keterlaluan' itu. 

Lega rasanya hati John. Konyol tapi melegakan. 
Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk, 
hati John justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan anaknya. 
Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya! 
(Terinspirasi dari humor yang pernah saya dengar) 

Humor dan Hikmah 
Kali ini humor dan hikmah tulisannya tidak ditulis dijudul, biar gak bocor 
humornya. 

Sebenarnya Lucy hanya ingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya yang 
buruk, untuk membuat masalah rapor buruk terlihat kecil ia membuat gambaran 
masalah besar yang mungkin terjadi sehingga masalah yang ada jadi terlihat 
kecil. 

Ini sebenarnya adalah seni bersyukur dan seni berkomunikasi dengan diri. 

Kalau Anda ingin bersyukur atas kesulitan yang kita terima maka kita 
sebaiknya membayangkan kesulitan lebih besar yang mungkin bisa kita alami. 
Dengan demikian kita bisa menghindari diri dari stres atau kegalauan yang 
berkepanjangan. 

Masalah kekecewaan hati atau rasa tidak bersyukur biasanya tidak 
berhubungan dengan uang tapi lebih karena penerimaan hati. 
Orang yang tidak bersyukur biasanya FOKUS PADA YANG TIDAK DIPUNYAI 
sedangkan ORANG BERSYUKUR FOKUS PADA YANG DIMILIKI. 

Kita bisa melihat anak kampung bahagia main layang layang yang 1 set 
berharga tidak lebih dari Rp 5000. 
Tapi anak orang kaya ngambek pada orang tuanya padahal baru dibelikan 
pesawat remore control seharga 5 juta. Kenapa? Karena anak kaya itu suka 
dengan yang model baru seharga 15 juta. 

Ada anak kaya yang ngambek pada orang tuanya karena link internet putus 
satu hari karena lupa bayar bulanan, padahal ia sudah beruntung bisa 
mengakses internet selama 29 hari sebelumnya. 

Memang apa yang dilakukan Lucy pada Ayahnya John agak keterlaluan, tapi itu 
gambaran dramatis tentang bagaimana bisa membuat diri kita bersyukur apa 
adanya. 

Sudahkan Anda bersyukur hari ini? 

0 komentar:

Posting Komentar

 
;